Kesombongan yang Membawa Hikmah

Dulu kala, di sebuah desa kecil yang terletak di pedalaman pegunungan, hiduplah seorang pemuda yang sangat sombong. Ia merasa bahwa dirinya adalah yang paling pandai dan paling kuat di antara seluruh penduduk desa. Ia tidak pernah mau mendengarkan nasihat dari orang lain, bahkan dari orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman darinya. Semua orang di desa merasa kesal dengan sikap sombong pemuda itu, tapi ia tetap saja tak peduli.

Suatu hari, ketika pemuda sombong itu sedang berjalan di hutan, ia bertemu dengan seorang petani tua yang sedang mengangkat sebuah beban yang sangat berat. Pemuda sombong itu tertawa dan berkata, "Hai, kakek tua. Kamu memang terlalu lemah. Aku yang masih muda ini bisa mengangkat beban itu dengan mudah."

Mendengar kata-kata pemuda sombong itu, petani tua itu tersenyum dan berkata, "Benarkah begitu, Nak? Jika begitu, apa kamu bisa mengangkat aku juga?"

Pemuda sombong itu tertawa dan mengangguk, "Tentu saja! Kakek tua sepertimu pasti sangat ringan bagiku untuk diangkat."

Namun, saat pemuda sombong itu mencoba mengangkat petani tua, ia kaget karena ternyata petani tua itu sangat berat dan tidak bisa diangkat dengan mudah. Ia mencoba lagi dan lagi, tapi tetap tidak berhasil. Petani tua itu kemudian berkata, "Nak, kamu telah melihat sendiri bahwa ada hal-hal yang tidak bisa diukur dengan kekuatan fisik saja. Kesombonganmu hanya akan membawamu pada kegagalan."

Mendengar kata-kata petani tua itu, pemuda sombong itu merasa malu dan bersalah. Ia menyadari bahwa kesombongannya telah membuatnya kehilangan rasa hormat dari orang lain dan membuatnya tidak mampu melihat nilai dalam diri orang lain. Ia meminta maaf pada petani tua itu dan berjanji untuk merubah sikapnya.

Sejak saat itu, pemuda sombong itu tidak lagi sombong dan lebih terbuka terhadap nasihat dari orang lain. Ia belajar untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain dan tidak lagi menganggap dirinya sebagai yang paling pandai dan kuat di antara semua orang. Akhirnya, ia menjadi pemuda yang bijaksana dan dihormati oleh seluruh penduduk desa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat Lima Teman Lama Bertemu di Jalan

Email yang Tak Pernah Dibalas

Senyum 4 Orang Polisi